| | Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) | |
|
+4flutist versus13 tanyangelina angel_force 8 posters | |
Author | Message |
---|
flutist Elite
Posts : 98 Join date : 2008-05-21 Age : 41 Location : ChangYang
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Wed Jul 09, 2008 4:40 pm | |
| dari email berantai nih>>
Nice article...
Baru-baru ini seorang rekan - sebut saja Johan - curhat pada saya, "Gue sedang jatuh cinta ama Lisa. Gue rasa, dialah soulmate gue yang sebenarnya."
Lisa adalah staf yang baru bekerja setahun di tempat kerja kita. Wajahnya memang cantik. Tubuhnya imut-imut kecil, kulitnya putih, potongan tubuhnya sangat seksi dan menarik. Apalagi busananya... . hmm.... rasanya Anda tidak akan sanggup melepaskan pandangan Anda pada busananya yang "super irit" atas-bawah.
Anda menangkap ada yang aneh dari curhat teman saya? Tentu tidak. Tapi gimana kalau Anda mengetahui latar belakang Johan yang sebenarnya telah punya istri dan 3 orang anak? Tentu Anda akan seperti saya, mencak-mencak!
"Gile lo. Kan elo udah nikah. Artinya istri lo tuh ya soulmate-mu. "
"Bukan," bantahnya. "Istriku adalah istriku. Tapi soulmate-ku adalah Lisa."
APA ITU SOULMATE?
Gosh...!!! Dunia emang sudah gak beres ya? Ada aja alasan yang dipakai orang untuk membenarkan tindakan keliru yang dibuatnya. Saya pun baru menyadari kalau diam-diam, Johan dan Lisa sudah berhubungan sangat dalam selama lebih dari setahun belakangan ini. Padahal di kantor, keduanya tidak pernah bertutur sapa - apalagi saling lirik - seolah-olah mereka saling bermusuhan. Gak tahunya, di balik itu semua, mereka sedang bermain sandiwara.
Tapi omong-omong, apa sih Soulmate itu? Masing-masing orang punya pandangan sendiri. Bagi saya, Soulmate adalah pasangan hidup yang kita temukan saat melakukan sosialisasi dengan lingkungan. Ketika kita menemukan seorang lawan jenis yang cocok dalam bercakap-cakap, bertingkah laku, dan kesenangan / hobi, maka ada kemungkinan dialah soulmate kita. Dan ketika kita memutuskan untuk menikahi lawan jenis kita, saat itulah kita telah menemukan SOULMATE kita itu.
Soulmate ibarat "sesuatu" yang hilang dalam hidup kita, yang kita cari seumur hidup untuk melengkapi kekosongan jiwa kita. Dia adalah bagian tulang rusuk kita, yang terambil pada saat Allah melakukan penciptaan di muka bumi ini. Dia adalah "YANG TERBAIK" dari Allah karena Allah melihat ciptaan-Nya "baik adanya" (lihat Kejadian 1).
APAKAH "SOULMATE" KITA LEBIH DARI 1?
Allah jelas mengatakan dalam Kejadian 1, bahwa Soulmate kita hanyalah 1 orang. Lihatlah teladan yang diberikan Allah. Dia menciptakan HANYA 1 orang Adam dan 1 orang Hawa. Ketika mereka jatuh dalam dosa, Allah TIDAK PERNAH menciptakan lagi manusia lain. Adam dan Hawa bersama-sama berjuang dalam kesusahan sebagai manusia pendosa. Mereka mengisi bumi dengan keturunan-keturunan mereka dengan jerih payah dan perjuangan yang luar biasa. Renungkan Kejadian 1, di mana hanya ADAM dan HAWA yang berjuang. Tidak ada Pria Lain dan tidak ada Wanita Lain. Hanya berdua.
Artinya : SOULMATE itu hanya 1. Engkau telah menemukan SOULMATE-mu ketika kau memutuskan untuk menjalankan sisa hidupmu bersama dengannya SELAMANYA, yaitu saat kalian memutuskan untuk menikah.
MUNGKINKAH AKU KELIRU MEMILIH "SOULMATE"?
Mencari soulmate ibarat mencari kunci gembok di lautan kunci. Ada jutaan kunci, tapi hanya ada 1 yang tepat untuk membuka gembok. Anda punya waktu untuk mencari. Tapi waktu Anda tidaklah banyak. Karena itu, Anda butuh "Ahli Kunci" yang mampu memilihkan kunci yang tepat untuk Anda. Siapa dia? Dialah ALLAH. Ketika kau sedang dalam pencarian pasangan, doakanlah dia. SELALU. Mulai dari engkau baru pertama kali mengenalnya, hingga pacaran, dan menikah.
Anda SALAH BESAR jika berkata telah keliru memilih "Soulmate". Jika dia bukan "soulmate"-mu, maka kalian tidak akan pernah menikah. Ingatlah, perjumpaanmu dengan seseorang bukanlah kebetulan. Semuanya sudah diatur oleh Allah. Mintalah bimbinganNya agar Anda tidak keliru memilih.
Tapi bagaimana kalau pasangan kita bersikap kasar? Ringan tangan? Jorok? Menyebalkan? Memuakkan? "Jika dia benar-benar "soulmate"-ku, tentu tidak akan demikian padaku." Benarkah?
Anda harus belajar pada diri dan tubuh Anda sendiri. Ketika susah buang air besar, apakah Anda akan berdiam diri? Anda tentu akan berusaha sekuat tenaga agar Anda bisa buang air. Entah makan pepaya, pencahar, apapun. Pernahkah terpikir untuk mendiamkan saja? "Toh ada mulut, hidung, atau telinga. Kalo gak bisa keluar lewat pantat, masih ada "lubang" lain yang bisa dipakai feses untuk keluar."
Logikanya kan begitu? Tapi mekanisme tubuh tidak demikian. Anda justru berusaha agar feses keluar sesuai "tempatnya". Lewat pantat. Bukan lewat hidung atau mulut Anda. Mengapa demikian? Karena tubuh dan diri Anda adalah "soulmate". Kalian tahu apa yang harus dilakukan dan kalian saling bekerja sama agar segalanya berjalan semestinya.
Ketika Anda tahu pasangan Anda menyebalkan, memuakkan, menjijikkan, Anda harus mengarahkan pasangan Anda. Cari penyebabnya, dan bersama dengannya, mengubah hal yg menyebalkan Anda itu. Itulah fungsi "soulmate". Anda membantu pasangan Anda mengisi apa yang kurang darinya. Dan pasangan mengisi apa yang kurang dari Anda. Dengan demikian, pada akhirnya semua berjalan sebagai mana mestinya.
RISALAH
Yang harus Anda ingat : Soulmate memang sesuatu yang hilang dalam hidup kita. Tapi engkau sebenarnya telah menemukannya ketika memutuskan untuk menjalani sisa hidupmu bersamanya dalam ikatan pernikahan. Nonsens-lah Anda berkata telah "keliru memilih soulmate". Itu artinya Anda tidak berani mengambil tanggung jawab atas pilihan Anda sendiri. Ketika Anda berpikir Anda salah memilih "soulmate", bukalah Kejadian 1 dan renungkanlah perjuangan Adam dan Hawa BERDUA dalam menjalani hidup. Apakah mereka keliru memilih "soulmate"? Jika benar mereka keliru, harusnya Allah memberikan lebih banyak "pilihan" pada Adam dan Hawa kan? Faktanya : Allah tetap mempertahankan mereka berdua sebagai pasangan karena Allah ingin mengajarkan hidup setia. (Bayangkan, tulang rusuk kita ada 22 pasang. Jika saja Hawa bukan "soulmate" Adam, Allah bisa saja menciptakan 22 perempuan dan 22 laki-laki untuk dipilih oleh Adam dan Hawa).
So... buat sobatku, Johan. Nasihatku padamu - dan aku tidak bosan2-nya untuk menasihatimu akan hal ini - lupakan Lisa. Dia bukan "soulmate"mu. Kembali pada keluargamu. Cintailah mereka sepenuh hatimu.
Dan buat rekan2 yang punya selingkuh di luar sana, apapun alasan kalian pada pasanganmu (mereka cerewetlah, joroklah, tidak perduli padamu, ....), ingatlah bahwa kalian dipersatukan Tuhan dalam tali pernikahan bukan tanpa alasan. Anda punya arti dalam hidup pasanganmu. Coba... perbaiki hubunganmu dengannya. Dialah "soulmate"mu yang sebenarnya. | |
| | | Admin Admin
Posts : 82 Join date : 2008-05-08
| | | | flutist Elite
Posts : 98 Join date : 2008-05-21 Age : 41 Location : ChangYang
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Thu Jul 10, 2008 11:37 am | |
| baca pake mata.. baris demi baris | |
| | | angel_force Man Eating Demon
Posts : 126 Join date : 2008-05-22 Age : 33 Location : Jogjakarta
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Sat Jul 12, 2008 8:42 pm | |
| WEw... Sangar bgt tuh.. hahahahahhaa.......
Siapa ya SOulmateku?? wkwkwkkwwkwk...... | |
| | | Admin Admin
Posts : 82 Join date : 2008-05-08
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Mon Jul 14, 2008 1:16 am | |
| my soulmate sape ya??? ada yg mw daftar??? | |
| | | ilutionist Man Eating Demon
Posts : 114 Join date : 2008-05-09 Location : BandoenK
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Mon Jul 14, 2008 12:27 pm | |
| saya lagi mencari juga nih T__T | |
| | | xia_liao Fierce Umbrella Lizard King
Posts : 91 Join date : 2008-06-07 Age : 28 Location : in the world
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Thu Jul 17, 2008 7:23 pm | |
| soulmate?? belahan jiwa??or pacar?or kekasih? or enemy ? or etc...? | |
| | | tanyangelina Admin
Posts : 146 Join date : 2008-05-09 Age : 40 Location : Jakarta
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Fri Jul 25, 2008 2:08 pm | |
| mencari jati diri xia.... kk illu sedang berusaha menemukan arah dalam hidup... kemana kaki akan melangkah... dimana hati akan tertambat... *puitis mode on* | |
| | | angel_force Man Eating Demon
Posts : 126 Join date : 2008-05-22 Age : 33 Location : Jogjakarta
| Subject: Alergi Terhadap Kehidupan Thu Sep 18, 2008 7:45 pm | |
| Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".
Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya,ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin eninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP ! | |
| | | angel_force Man Eating Demon
Posts : 126 Join date : 2008-05-22 Age : 33 Location : Jogjakarta
| Subject: Berhentilah Berteriak Thu Sep 18, 2008 7:45 pm | |
| Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati.
Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini? Ooow, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda?
Ayo cepat!
Dasar lelet!
Bego banget sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?
Jangan main-main disini!
Berisik!
Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?
Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu nggak tahu diri!!!
Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa!
Aduuuuh, perempuan / laki kampungan banget sih!?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya:
Stupid, soal mudah begitu aja nggak bisa! Kapan kamu jadi pinter?!
Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal :
Eh tahu nggak?! Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku nggak bakal nyesel!
Ada banyak yang bisa gantiin kamu!
Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?
Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan.
Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan? Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak! Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi karena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.
Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita | |
| | | angel_force Man Eating Demon
Posts : 126 Join date : 2008-05-22 Age : 33 Location : Jogjakarta
| Subject: Kesombongan Thu Sep 18, 2008 7:46 pm | |
| Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”
Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.
Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.
Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan? | |
| | | angel_force Man Eating Demon
Posts : 126 Join date : 2008-05-22 Age : 33 Location : Jogjakarta
| Subject: Ketika Aku Menjadi Tua Tue Nov 04, 2008 7:23 pm | |
| Ketika Aku Tua.... Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku...... Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil. Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau di samping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu..... | |
| | | Admin Admin
Posts : 82 Join date : 2008-05-08
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) Wed Oct 07, 2009 10:25 am | |
| pada keman smw skrang ya??? apa aq yg ta pernah muncul | |
| | | Sponsored content
| Subject: Re: Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) | |
| |
| | | | Renungkan, rasakan, resapi...(¯.¯) | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
| |